Sabtu, 30 Juli 2016

TUGAS BAHASA INDONESIA SEMESTER 2 KELAS 11

TUGAS BAHASA INDONESIA SEMESTER 2 KELAS 11


Membandingkan Teks ''Gara-Gara kemben, film 'Gending Sriwijaya' Diprotes Budayawan", dan teks "'Mengapa Kau Culik Anak Kami?' Pertanyaan itu belum terjawab"


          Pada bagian ini kalian diajak membandingkan tiga teks ulasan, yaitu dua teks ulasan fim dan satu teks ulasan drama, yang masing-masing berjudul “Belajar Ikhlas dari ‘Hafalan Shalat Delisa’”, “Gara-Gara Kemben, Film ‘Gending Sriwijaya’ Diprotes Budayawan”, dan “’Mengapa Kau Culik Anak Kami?’ Pertanyaan Itu Belum Terjawab”. Teks ulasan fim yang pertama sudah kalian baca pada tahapan tugas sebelum ini. Teks ulasan berikut adalah dua teks yang lainnya.
          Buatlah beberapa kelompok kecil yang terdiri atas 3—5 orang. Diskusikanlah beberapa teks ulasan berikut dengan anggota kelompok masing-masing. Setelah itu, coba bandingkan hasil kelompok kalian dengan kelompok lainnya.




1. “Mengapa Kau Culik Anak Kami?” Pertanyaan Itu Belum Terjawab

  • Teks di atas mengulas sebuah drama berjudul “Mengapa Kau Culik Anak Kami?” Sebelum penulis teks masuk pada bagian orientasi, terdapat dialog antara tokoh Ibu dan Bapak. Apa yang mereka bicarakan? Mereka membicarakan tentang kekejaman seseorang yang telah menculik anaknya tanpa alasan apapun (belum ada kejelasan). Mereka selalu berdoa mengharapkan keselamatan anaknya (Satria).
  • Ada berapa paragrafkh orientasi yang terlihat pada teks tersebut? Terdapat 5 paragraph (4,5,6,7 dan 8)
  • Apa tema yang diangkat dalam drama yang ditulis dan disutradarai Seno Gumira Ajidarma ini? Tema dari drama tersebut adalah tentang keadaan politik dan peristiwa kekerasan yang terjadi pada tahun 1965.
  • Mengapa banyak mata penonton yang berkaca-kaca setelah menyaksikan pementasan drama tersebut? karena cerita yang mencekam dan kepiawaian acting dari pemeran tersebut
  • Termasuk corak apa teks ulasan di atas? Mengapa? Corak teks ulasan sejarah
2. Gara - Gara Kemben, film "Gending Sriwijaya" Diprotes Budayawan 
  • Disebutkan oleh penulis teks ulasan “Gara-Gara Kemben, Film “Gending Sriwijaya” Diprotes Budayawan”, Ilm, bahwa fim “Gending Sriwijaya” ini menuai kontroversi. Mengapa? Karena beberapa budayawan dan peneliti sejarah Sumatra Selatan tidak srek(protes) dengan adanya film tersebut. Hal ini disebabkan karena alur cerita film menyimpang dari sejarah Kerajaan Sriwijaya.
  • Kepala Balai Arkeologi Palembang, Nurhadi Rangkuti, mengatakan fim ini bisa menimbulkan pembiasan sejarah. Apa maksudnya? Maksudnya salah mengartikan atau salah pemahaman tentang sejarah yang sebenarnya
  • Tahukah kalian kebenaran sejarah yang melatarbelakangi kehancuran Kerajaan Sriwijaya? Yang kami ketahui adalah kerajaan sriwijaya hancur karena peperangan akibat perang
  • Apa pula maksud kemben yang disebut-sebut dalam teks ulasan tersebut? Kemben adalah pakaian tradiosional seperti jarik yang digunakan sampai ke dada.
3. Dengan menulis ulasan film dan drama secara kritis, kalian memperoleh pengalaman atas dua hal, yaitu melatih ketangkasan nalar hingga kesanggupan berpikir logis dan melatih kepekaan sukma hingga sanggup berpikiran estetis. Selanjutnmya, setelah membaca ketiga teks ulasan di depan, apakah kalian menemukan perbedaan struktur teks ketiganya? Coba kalian ceritakan bagaimana tiap penulis mengurai ulasannya hingga terbangun teks yang ada tersebut!

1. Struktur Teks "belajar ikhlas dari ' Hafalan Shalat Delisa'"
  • Orientasi 1 : Pagi hari dalam sebuah ruang sekolah di Lhok Nga, desa kecil di Pantai Aceh, pada 26 Desember 2004, Delisa (Chantiq Schagerl) berupaya khusyu menjalankan praktik shalat di depan Ustad Rahman dan Ustazah Nur yang mengujinya. Ibunya, Ummi Salamah (Nirina Zubir), bersama beberapa ibu lainnya menyaksikan dari luar jendela. Ucapan Sang Ustad sebelumnya agar dia tetap fokus pada shalat meski apapun yang terjadi di sekelilingnya benar-benar ditaati gadis kecil itu. Termasuk juga gempa yang mengguncang dan plafon atap mulai berjatuhan. Bahkan ketika ustad Rahman dan guru penguji lain lari keluar dan teriakan panik ibunya tidak membuatnya beranjak. Dia tetap membaca doa shalat yang dihafalnya. Air bah tsunami pun meluluhlantakkantempat itu dan menenggelamkan Delisa.
  • Tafsiran isi 1 : Scene yang dahsyat dari film “Hafalan Shalat Delisa” jangan bandingkan dengan teknologi 3D film Amerika untuk mendeskripsikan tsunami tersebut-membuat saya terhenyak. Seandainya saja saya yang shalat pada saat terjadi bencana, apakah saya akan lari atau tetap shalat dengan risiko mati dalam keadaan shalat sulit dibayangkan. Film berlatar belakang bencana tsunami yang melanda Aceh dan berbagai tempat di Asia Tenggara ini menewaskan ratusan ribu jiwa dan meninggalkan duka yang mendalam.
  • Tafsiran isi 2 : Film ini dibuka dengan beberapa adegan manis dua hari sebelum malapetaka itu. Delisa tinggal bersama Ummi dan tiga kakaknya, Fatimah (Ghina Salsabila), dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi). Abi Usman, ayahnya (Reza Rahadian), bekerja di sebuah kapal tangker asing nun jauh dari tempat tinggal mereka. Delisa digambarkan sulit melakukan hafalan shalat, dibangunkan shalat subuh juga susah. Umminya sampai menjanjikan sebuah kalung berhuruf D yang dibeli dari toko milik Koh Acan (dimainkan dengan menarik oleh Joe P Project), jika Delisa lulus ujian praktik shalat. Seperti anak-anak kecil umumnya, Delisa senang bermain. Dia ingin belajar bersepeda dari Tiur dan bermain bola dengan Umam. Saya suka dengan akting Nirina Zubir yang mampu menghidupkan spontanitas seorang ibu ketika Aisyah cemburu pada Delisa atau Delisa sedang sedih. Ia juga menjadi imam ketika shalat bersama putri-putrinya. Awalnya akting anak-anak ini agak kaku, namun Nirina mampu membuat suasana hidup. Segmen ini milik Nirina.
  • Tafsiran isi 3 : Setelah tsunami menghantam, Delisa diselamatkan seorang ranger (tentara) Amerika Serikat bernama Smith (Mike Lewis). Sayang, kaki Delisa harus diamputasi. Dia juga dikenalkan dengan Sophie, relawan asing lainnya yang bersimpati pada Delisa. Delisa tahu bahwa ketiga kakaknya sudah pergi ke surga, juga Tiur dan ibunya, serta ustazah Nur. Semua digambarkan dengan surealis melintas sebuah gerbang di lepas pantai menunju negeri dengan mesjid yang indah. Namun keberadaan ibunya masih misteri. Melihat keadannya, Smith ingin mengadopsi Delisa. Lelaki itu ingat putrinya yang mati dalam kecelakaan bersama ibunya. Namun kemudian ayahnya datang. Dia kemudian harus membangun hidupnya kembali bersama putrinya sebagai single parent.
2. Struktur Teks : "Gara - Gara kemben, film 'Gending Sriwijaya' Diprotes Budayawan"
  • Orientasi 1 : Film Gending Sriwijaya yang disutradarai Hanung Bramantyo menuai kontroversi. Sejumlah budayawan dan peneliti sejarah di Sumatera Selatan protes karena menilai alur cerita (plot) film menyimpang dari sejarah Kerajaan Sriwijaya. Pakaian songket dan kemben yang dikenakan bintang film itu juga dianggap keliru. “Harus direvisi sebelum ditayangkan karena bisa jadi pembiasan sejarah,” tegas Kepala Balai Arkeologi Palembang, Nurhadi Rangkuti, Minggu (21/10/2012).
  • Orientasi 2 : Film Gending Sriwijaya digarap Hanung Bramantyo bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggunakan dana APBD senilai Rp11 miliar. Dalam anggaran disebutkan film yang akan dibuat berjenis film dokumenter. Setelah selesai film ini dikelola Badan Aset Daerah. Tender film dimenangi Putar Production pada April 2012. Ini kerja sama kedua setelah film “Mengejar Angin”.
  • Tafsiran Isi 1 : Nurhadi menilai kelemahan film Gending Sriwijaya terletak pada cerita pertentangan dan perebutan tahta oleh dua anak raja (dalam film disebut Raja Dapunta Hyang Srijayanasa. Nama Dapunta Hyang terukir di Prasasti Kedukan Bukit, 864 Masehi). Menurut Nurhadi, dalam sejarah Kerajaan Sriwijaya tidak pernah terjadi pertentangan. Kehancuran Sriwijaya yang pernah menjadi kerajaan maritim terbesar di Nusantara disebabkan faktor eksternal, tidak ada sejarah yang mengisahkan perebutan tampuk kekuasaan di antara keturunan raja.
  • Tafsiran Isi 2 : “Pertentangan dan kehancuran kerajaan diriwayatkan terjadi karena ada serangan dari luar kerajaan,” tegas Nurhadi. Ketua Yayasan Kebudayaan Tandipulau, Erwan Suryanegara, protes lebih keras. “Saya berani pasang leher untuk menentang film ini,” katanya.
3. Struktur Teks : "'Mengapa Kau Culik anak kami?' Pertanyaan itu belum terjawab"
  • Orientasi 1 : “Apa orang-orang itu tidak punya seorang ibu yang setidak-tidaknya pernah
    memperkenalkan kasih sayang, kelembutan cinta....”
    “Apa kamu pikir orang-orang itu dilahirkan oleh seorang ibu?”
    “Apa mereka lahir dari batu?”
    “Mereka dilahirkan oleh rahim kekejaman.”

    Dialog itu diucapkan tokoh Ibu dan Bapak yang diperankan Niniek L. Karim dan Landung Simatupang dalam drama “Mengapa Kau Culik Anak Kami?” Drama “Mengapa Kau Culik Anak Kami?” ditulis dan disutradarai oleh Seno Gumira Ajidarma. Banyak penonton berkaca-kaca matanya menyaksikan pementasan drama sepanjang 75 menit itu, yang selama itu pula suasana dicekam oleh kepiawaian akting dua aktor andal itu, yang satu dari Jakarta dan satu lagi dari Yogyakarta.
  • Orientasi 2 : Drama ini dipentaskan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, 6—8 Agustus 2001, dan setelah itu digelar di Societeit, Taman Budaya, Yogyakarta, 16—18 Agustus. Pertunjukan diproduksi oleh Perkumpulan Seni Indonesia bekerja sama dengan Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan).
  • Orientasi 3 : Panggung diisi oleh garapan artistik dari tokoh yang juga jarang muncul, yakni Chalid Arifin, lulusan Institut Des Hautes Etudes Cinematographiques, Perancis. Suasananya serba minimalis, sampai ke tata lampu maupun garapan musik oleh Tony Prabowo yang dimainkan oleh Budi Winarto dengan saksofon soprannya.
  • Tafsiran Isi 1 : Berlatarkan pada situasi politik sekarang yang cenderung ingin melupakan korban-korban penculikan yang sampai kini tak ketahuan rimbanya, drama ini serentak menemukan relevansi sosialnya. Dengan langsung menunjuk peristiwa-peristiwa kekerasan yang pernah terjadi di Indonesia termasuk pada tahun 1965, drama ini sendiri lalu seperti berada di wilayah “kesenian kontemporer” dengan sifat khasnya: meleburnya batas antara kesenian dan kehidupan nyata; antara ruang pribadi dan ruang publik; dan seterusnya. Apa yang dialami si Ibu-Bapak Niniek dan Simatupang, adalah juga pengalaman sehari-hari sekian orangtua yang kehilangan anak-anaknya, anak yang kehilangan bapaknya, diculik oleh genderuwo penguasa politik.
4. Pada ketiga teks ulasan tersebut, apakah kritisinya (kritisi: bentuk jamak dari kritikus) sudah bersikap jujur, benar, dan bermanfaat? Coba kalian baca sekali lagi dengan teliti, lalu tuliskan pendapat kalian tentang kelebihan, kekurangan, dan jalan keluar yang diberikan penulisnya pada kolom di bawah ini.

1. Belajar Ikhlas dari "Hafalan sholat delisa" 
  • Kelebihan : 
  • Kemunculan tokoh yang dapat menghidupkan suasana cerita. 
  • Bukan sebuah drama yang terlalu mendramatisir dan klise. 
  • Banyak mengandung nilai moral. 
  • Akting pemain yang memukau. 
  • Adegan-adegan tidak berlebihan.
  • Kekurangan : 
  • Penggambaran tsunami tidak maksimal 
  • Beberapa akting anak-anak yang masih kaku 
  • Penggambaran keikhlasan yang berlebihan 
  • Beberapa adegan terlihat seperti dipaksakan 
  • Kisah tidak mengesankan berlatar belakang Aceh
  • Jalan Keluar : 
  • Pembawaan akting nirina yang mampu membantu akting anak-anak yang masih kakub) 
  • Film akhir tahun yang manis dan layak untuk disaksikan 
  • Adegan yang tepat 
  • Kecanggihan teknologi harus diperbaiki 
  • Jangan membuat peran berlebihan
2. Gara - gara kemben, film "Gending Sriwijaya" Diprotes Budayawan 

  • Kelebihan :

  •           Kisah padat dan tidak bertele-tele 

    • Film yang dengan leluasa menyindir politik Indonesia 
    • Akting pemain memukau
    •  Musik yang mendukung suasana 
    • Koreografi laga yang apik
    • Kekurangan : 
    • Harus direvisi dulu sebelum ditayangkan
    • Kelemahan terletak pada cerita 
    • Kisah terlalu berlebihan dan mengada-ada 
    • Riset sejarah tidak mendukung 
    • Penggunaan kostum tidak sesuai dengan kisah atau sejarah
    • Jalan Keluar : 
    • Perlu diadakannya riset yang jelas 
    • Harus melakukan revisi sebelum ditayangkan 
    • Harus menampilkan kisah yang sesuai dengan keadaan asli sejarah 
    • Mencari sumber yang jelas. 
    • Mengklarifikasi kesalahan film
    3. "Mengapa Kau Culik anak kami?" Pertanyaan itu belum terjawab

    • Kelebihan : 
    • Banyak penonton berkaca-kaca menyaksikannya 
    • Akting para pemain yang andal 
    • Penggarapan artistik yang memukau 
    • Sound yang menggambarkan kesedihan dengan apik
    • Kisah dari kehidupan sehari-hari
    • Kekurangan : 
    • Kisah tidak digambarkan secara langsung
    • Suasana terlalu modernism
    • Jalan Keluar : 
    • Cerita harus to the point
    • Menggambarkan suasana sebagaimana mestinya
    5. Bacalah kalimat yang tersedia di dalam kolom berikut, lalu tulislah tanda (ѵ) pada kolom (Benar) jika penulisan judul dalam kalimatnya sudah tepat, dan pada kolom (Salah) jika penulisan judul dalam kalimat belum tepat.
    • Scene yang dahsyat dari film “Hafalan Shalat Delisa” membuat saya terhenyak. : Benar
    • Aktingnya mengingatkan pada Gina Novalista dalam Mirror Never Lies yang menjadi nominasi artis terbaik FFI 2011. : Salah
    • Drama “Mengapa Kau Culik Anak Kami?” ditulis dan disutradarai oleh Seno Gumira Ajidarma : Benar
    • Ia pernah menggelar drama karyanya berjudul Pertunjukan Segera Dimulai pada 1976. : Salah
    • Belakangan, ia mementaskan Tumirah Sang Mucikari” (1998) yang diilhami oleh huru-hara politik di Tanah Air. : Benar
    • Film Gending Sriwijaya yang disutradarai Hanung Bramantyo menuai kontroversi. : Salah
    • Ini kerja sama kedua setelah film “Mengejar Angin”. : Benar
    • Film Gending Sriwijaya digarap Hanung Bramantyo bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggunakan dana APBD. : Salah
    • Film “Hafalan Shalat Delisa” diangkat dari novel yang berjudul sama, Hafalan Shalat Delisa. : Salah
    • Nurhadi menilai kelemahan film “Gending Sriwijaya” terletak pada cerita pertentangan dan perebutan tahta oleh dua anak raja : Benar

    3 komentar:

    1. ▷ Casino Site | ᐈ New Brands | ⋆ New Slots | ✪ Casino Slots
      Looking for a new casino site? ➤ Play deccasino free online slots games at ✪ New 바카라 사이트 casino sites for choegocasino real money ⚡️ Instant deposits!

      BalasHapus
    2. No deposit bonus casinos!
      No deposit casino is a great way to try and 썬시티 deposit free spins without risking 강원 랜드 칩걸 your own money. As one of the best 바카라 양방 casino sites out there, No deposit What is a no deposit 포커확률 casino?How old do I need to be to play at a no deposit 올레벳 casino?

      BalasHapus
    3. JCM Hub - Situs Judi Slot Online & Judi Bola Online
      JCM Casino online merupakan game slot terpercaya seperti judi 김제 출장마사지 bola online, 김해 출장마사지 live 순천 출장마사지 casino, slot88, pragmatic play, slot88, judi bola sbobet, 과천 출장마사지 pragmatic play 영주 출장안마 dan slot

      BalasHapus